Reynard menyalakan rokok lain, mencoba menenangkan pikirannya, namun rasa pahit di lidahnya justru makin dalam.
Ketika ia sampai di kantornya, sesuatu terasa berbeda. Pintu depan sedikit terbuka. Tidak cukup untuk dianggap janggal oleh orang biasa—tapi bagi seorang detektif, celah sekecil itu bisa berarti banyak hal.
Ia masuk perlahan. Ruangan gelap, hanya diterangi cahaya samar dari lampu jalan yang menembus jendela. Di sana, tepat di tengah meja kerjanya, ada amplop merah.
Reynard mendesah.
Amplop merah tidak pernah berarti berita baik.
Di dalamnya, ia menemukan secarik kertas: RAJA RECEH
“Langkahmu terlalu lambat, Reynard.
Kunci jawaban selalu ada di tempat yang kau hindari.”
Tidak ada tanda tangan. Tidak ada simbol. Tak ada petunjuk lain.
Namun sesuatu membuat jantungnya berhenti sejenak—aroma kertas itu. Aroma tinta yang familiar, campuran sedikit alkohol dan parfum tipis yang tajam… aroma yang dulu ia hafal baik-baik.